MAKALH PERKEMBANGAN ANAK USIA SD DAN SEKOLAH MENENGAH
MAKALAH
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
“PERKEMBANGAN
ANAK USIA SEKOLAH DASAR DAN SEKOLAH MENENGAH”
Oleh:
Deni Irawan 150210102021
Nala Kurinta 150210102016
Nurul Arifin 150210102027
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul Perkembangan Anak Usia
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan
informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Jember, 11 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1
1.1 Latar Belakang …..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ….....................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 2
1.1 Latar Belakang …..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ….....................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 2
BAB II JUDUL DAN KAJIAN TEORI………………………………......................
3
2.1 Judul ……………………………............................................................. 3
2.2 Kajian Teori ………………….................................................................... 3
2.1 Judul ……………………………............................................................. 3
2.2 Kajian Teori ………………….................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................
5
3.1 Karakteristik Anak ........................................................................................ 5
3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan .................................... 14
3.3 Bahaya Yang Terjadi Pada Saat Remaja...................................................... 18
3.1 Karakteristik Anak ........................................................................................ 5
3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan .................................... 14
3.3 Bahaya Yang Terjadi Pada Saat Remaja...................................................... 18
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................20
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................20
4.2 Saran ..........................................................................................................20
BAB V DAFTAR PUSTAKA .............................................................................214.1 Kesimpulan ..................................................................................................20
4.2 Saran ..........................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Peserta
didik memiliki perbedaan satu sama lain, karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Dasar
(SD) sangat berbeda dengan karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah
Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA).
Peserta didik memiliki perbedaan
dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Anak usia SD
masih memasuki tahap perkembangan yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang
mengalami penguatan sehingga anak cenderung aktif dalam melakukan kegiatan
fisik seperti bergerak, berlari, bermain dan tidak pernah diam ditempat. Hakikatnya, pemikiran anak
SD sedang mengalami pertumbuhan sangat cepat. Pada usia 6
sampai 12 tahun lebih sering berada di sekolah dan lingkungan sekitar. Sejalan
dengan hal tersebut anak usia SD masuk dalam kelompok sebaya untuk lebih
berinteraksi yang menuntut ketrampilan dan gerak fisik.
Sedangkan, pada anak
usia Sekolah Menengah mengalami perubahan yang cepat, memang tidak bisa
dihindarkan bahwa tingkah laku sebagian remaja mengalami ketidaktentuan
saat mereka mencari kedudukan dan
identitas. Para remaja bukan lagi kanak-kanak,tetapi juga belum menjadi orang
dewasa. Mereka cenderung dan bersifat lebih sensitif karena peranannya belum
tegas. Ia mengalami pertentangan nilai-nilai dan harapan-harapan yang akibatnya
lebih mempersulit dirinya yang sekaligus mengubah peranannya
teman sebaya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
karateristik anak usia SD, Sekolah Menengah?
2.
Apa
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak?
3. Bahaya apa yang mempengaruhi
kehidupan masa anak usia sekolah menengah?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan
dan manfaat dari observasi ini yaitu:
1. Untuk
menambah wawasan tentang karakteristik pada anak usia SD, Sekolah Menengah.
2. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan objek.
3. Untuk
mengetahui bahaya kehidupan masa anak usia sekolah menengah.
BAB II
JUDUL DAN KAJIAN TEORI
2.2
JUDUL :
Perkembangan Anak Usia
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.
2.3
KAJIAN TEORI :
Menurut Susilo Windradini (1995:2)
menyatakan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan harus berjalan seiring dan
merupakan proses yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu (1) hereditas, (2) lingkungan, (3) kematangan fisik dan
psikis, (4) serta aktifitas anak sebagai subjek bebas yang punya otoritas untuk
membuat pilihan, menerima, atau menoloak, serta memiliki emosi.
Hurlock (1997) perkembangan adalah
serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman dan terdiri
atas serangkaian perubahan yang bersifat kealitatif dan kuantitatif.
Sedangkan, menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia perkembangan adalah suatu perubahan menjadi bertambah sempurna
dalam hal pikiranatau akal, pengetahuan, dan lain sebagainya.
Dari
berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa perkembangan adalah proses
suatu perubahan dan memunculkan sifat-sifat baru yang bertambah sempurna.
Menurut Piaget (1970), periode yang
dimulai pada usia 12 sampai 18 tahun, yaitu sama dengan usia siswa SMP/SMA.
Pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berfikir secara
simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna tanpa memerlukan objek yang
konkret atau bahkan objek yang visual.
Menurut Syamsul Yusuf (2004) masa usia Sekolah Menengah
bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik
perhatian karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukan dalam
kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa.
Dari pendapat diatas yaitu Anak usia
Sekolah menengah bertepatan pada usia remaja yang berkembang menuju manusia
dewasa. Dan pada saat ini Anak usia sekolah menengah merupakan waktu untuk
mencari jadi diri.
BAB III
PEMBAHASAN
Terjadinya perkembangan
pada individu dapat
diketahui berdasarkan
karakteristik tertentu yang
dialaminya. Yaitu dalam karakteristik-karakteristik yang terdapat pada
anak tersebut. Peserta didik memiliki
perbedaan satu sama lain, karakteristik
yang terdapat pada anak usia Sekolah Dasar (SD) sangat berbeda dengan
karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)
maupun Sekolah Menengah Atas (SMA).
3.1 KARATERISTIK ANAK
3.1.1 Karateristik Anak
Usia SD
Masa anak akhir (late
childhood) berlangsung dalam usia 6-12 tahun atau setara dengan anak SD.
Masa ini disebut pula sebagai masa bermain, dengan ciri-ciri memiliki dorongan
untuk keluar rumah dan memasuki kelompok sebaya, keadaan fisik yang
memungkinkan akan memasuki dunia permainan dan memiliki dorongan mental untuk
memasuki dunia konsep, logika, simbol dan sebagainya..
a. Ciri-Ciri
Anak Usia Sekolah Dasar
1. Anak SD Senang Bermain
Hal ini dipicu karena anak SD baru
mengenal teman sebayanya dan keinginan untuk lebih mengenal lingkungan dan
hal-hal baru.
2. Anak SD Senang Bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam‐jam, sedangkan anak SD
dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit.
3.
Anak SD Senang Bekerja dan
Berkelompok
Anak senang bekerja dalam kelompok
maksudnya sebagai seorang manusia,
anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk social yang bersosialisasi dengan orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk suatu kelomppok tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar memenuhi aturan aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga, belajar keadilan dan demokrasi.
anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk social yang bersosialisasi dengan orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk suatu kelomppok tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar memenuhi aturan aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga, belajar keadilan dan demokrasi.
4.
Senang Merasakan atau Melakukan
Secara Langsung
Ditinjau
dari teori perkembangan kognitif anak SD memasuki tahap operasional konkret.
Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep konsep
baru dengan konsep-konsep lama. Jadi dalam pemahaman anak SD semua materi atau
pengetahuan yang diperoleh harus dibuktikan dan dilaksanakan sendiri agar
mereka bisa paham dengan konsep awal yang diberikan. Berdasarkan pengalaman
ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi
badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya.
5. Anak Cengeng dan Manja
Pada
umur anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin diperhatikan
dan dituruti semua keinginannya mereka masih belum mandiri dan harus selalu
dibimbing.
6. Sulit Memahami Isi Pembicaraan Orang Lain
Pada
masa SD anak masih sulit memahami apa yang orang lain bicarakan. Mereka sering
bertanya apa yang dimaksudnya.
7.
Senang Diperhatikan
Di
dalam suatu interaksi sosial anak biasanya mencari perhatian teman atau
gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai cara dilakukan agar orang memperhatikannya.
gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai cara dilakukan agar orang memperhatikannya.
8.
Senang Meniru
Dalam usia SD anak mengontrol emosi dalam
peniruan dan latihan,
oleh karena itu kemampuan orang tua atau guru dalam mengendalikan
emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan di lingkungan keluarga yang suasana
emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil atau sehat.
Akan tetapi, apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang
stabil atau kurang kontrol (seperti: marah-marah, mudah mengeluh, kecewa, dan
pesimis dalam menghadapi masalah), maka perkembangan emosi anak, cenderung
kurang stabil atau tidak sehat. Gambaran tentang karateristik emosi anak itu
dapat dilihat pada tabel berikut:
Karateristik Emosi yang Stabil (Sehat)
|
Karateristik
Emosi yang Tidak Stabil (Tidak Sehat)
|
1.Menunjukkan wajah yang ceria.
|
1.Menunjukkan wajah yang murung.
|
2.Mau bergaul dengan teman secara baik.
|
2.Mudah tersinggung
|
3.Bergairah dalam belajar
|
3.Tidak mau bergaul dengan orang lain.
|
4.Dapat berkonsentrasi dalam belajar.
|
4.Suka marah-marah
|
5.Bersikap respek (menghargai) terhadap diri sendiri
dan orang lain.
|
5.Suka mengganggu teman
|
b.
Perkembangan Berbagai Aspek pada Anak Sekolah Dasar
1)
Pertumbuhan fisik
Anak usia SD
masih memasuki tahap perkembangan yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang
mengalami penguatan sehingga anak cenderung aktif dalam melakukan kegiatan
fisik seperti bergerak, berlari, bermain dan tidak pernah diam ditempat. tetapi untuk
kelas akhir merupakan pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam sampai
terjadi perubahan pubertas.
2)
Perkembangan keterampilan
Ketergantungan dan
kelekatan anak-anak pada
orang tua sudah berkurang karena mereka sudah
memiliki dunia dan kesibukan sendiri. Berkurangnya ketergantungan anak-anak
pada orang tua
disebabkan telah berkembangnya keterampilan mereka, yaitu :
a)
Keterampilan menolong diri sendiri
b)
Keterampilan menolong orang lain
c)
Keretampilan bersekolah
d)
Keterampilan bermain
3)
Perkembangan intelektual
Anak
usia SD sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan
tugas-tugas belajar yang menuntut
kemampuan intelektual atau
kemampuan kognitif, seperti membaca, menulis, dan berhitung.
4)
Perkembangan kemampuan berbahasa
Anak
Usia SD di mana individu mengalamai perkembangan
yang pesat dalam
mengenal dan menguasai perbendaharaan kata
yang mendasari kemampuan membaca dan
berkomunikasi.
a)
Mampu berkomunikasi dengan orang lain.
b)
Mampu menyatakan isi hatinya (pereasaannya).
c)
Terampil mengolah informasi yang diterimanya.
d)
Mampu mengembangkan kepribadiannya, seperti
dalam hal menyatakan sikap dan
keyakinannya.
3.1.2
Karakteristik
Anak Usia Sekolah Menengah
Masa remaja, menurut Mappiare (1982),
berlangsung antara usia 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita 13 tahun
sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu 12/13 tahun sampai 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18
tahun sampai 21/22 tahun adalah remaja akhir. Menurut hukum di Amerika Serikat
saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun,
dan bukan 21 tahun seperti ketentuan sebelumnya Hurlock, (1991). Pada usia ini,
umumnya anak sedang duduk di bangku sekolah menengah.
Pengertian dasar Sarlito Wirawan Sarwono,
(2002:8)
tentang istilah adolescence hanyalah
pertumbuhan kearah pematangan. Masa ini adalah periode antara permulaan
pubertas dengan kedewasaan yang secara kasar antara 14-21 tahun.
Banyak
buku pendidikan dan psikologi yang mendifinisikan adolescence dengan menunjuk kepada periode yang penuh dengan
tekanan dan ketegangan (strees dan train),
suatu periode dimana individu belum menjadi sesuatu.Generalisasi semacam ini
tentu saja memiliki keterbatasan karena tidak semua remaja mengalami tekanan
dan ketegangan.
Dalam
dunia yang mengalami perubahan yang cepat, memang tidak bisa dihindarkan bahwa
tingkah laku sebagian remaja mengalami ketidaktentuan saat mereka mencari kedudukan dan identitas. Para
remaja bukan lagi kanak-kanak,tetapi juga belum menjadi orang dewasa. Mereka
cenderung dan bersifat lebih sensitif karena peranannya belum tegas. Ia
mengalami pertentangan nilai-nilai dan harapan-harapan yang akibatnya lebih
mempersulit dirinya yang sekaligus mengubah peranannya. Anak sekolah menengah
adalah individu-individu yang sedang mengalami serangkaian tugas perkembangan
yang khusus.
a. Ciri-Ciri
Anak Usia Sekolah Menengah
1. Masa pencarian identitas diri
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya
memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri
dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan
kelompoknya.
2. Masa periode yang paling penting.
Masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika
dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya.
3. Masa peralihan.
Beberapa transisi yang dihadapi pada masa anak sekolah
menengah diantaranya:
a. Transisi dalam emosi. Ciri utama adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya.
a. Transisi dalam emosi. Ciri utama adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya.
b. Transisi dalam sosialisasi. Pada masa anak sekolah
menengah hal yang penting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan
teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis.
c. Transisi dalam agama. Sering terjadi remaja yang kurang
rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan
karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja
terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya yang
mulai kritis.
d.
Transisi dalam hubungan keluarga. Dalam satu keluarga yang terdapat anak
remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan
ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang tua dan biasanya cepat
menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami ciri tersebut
sebagai ciri yang wajar pada remaja.
e. Transisi dalam moralitas. Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.
e. Transisi dalam moralitas. Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.
4. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan
ketakutan.
Adanya anggapan bahwa remaja sebagai
masa yang tidak rapi tidak dapat
dipercaya dan merusak. Hal ini
menimbulkan ketakutan pada remaja jika bersama orang dewasa. Karena hal ini
sudah melekat pada sebagian besar orang dewasa pada umumnya.
5.
Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja mempunyai pandangan bahwa
dunia sebagai sesuai keinginannya dan tidak sebagai mana kenyataanya, oleh
karena hal tersebut remaja meninggi emosinya apabila gagal dan disakiti
hatinya. Remaja lambat laun akan mengerti secara rasional dan realistik sesuai
bertambahnya pengalamannya.
6. Masa remaja adalah periode perubahan.
Perubahan yang terjadi pada periode
ini berlangsung secara cepat, peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi
terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat.
Perbedaan Perubahan
Anak Usia SMP Dan SMA Sebagai Berikut:
No
|
Siswa SMP (remaja awal)
|
Siswa SMA (remaja akhir)
|
1.
|
Laju pertumbuhan secara umum berlangsung secara pesat.
|
Laju pertumbuhan secara umum kembali menurun, sangat
lambat.
|
2.
|
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang
seimbang (termasuk otot dan tulang belulang).
|
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang
mendekati kekuatan tubuh orang dewasa.
|
3.
|
Munculnya ciri – ciri sekunder (tumbuh bulu pada pubik region,
otot mengembang pada bagian – bagian tertentu), disertai mulai aktifnya
sekresi kelenjar jenis (menstruasi pada wanita dan polusi pada pria pertama
kali).
|
Siap berfungsinya organ – organ repro-duktif seperti pada
orang – orang yang sudah dewasa.
|
4.
|
Gerak – gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan.
|
Gerak – geriknya mulai mantap.
|
5.
|
Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan yang
dicobanya.
|
Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan
terbatas pada ketrampilan yang menunjang kepada persiapan kerja.
|
7.
Masa remaja merupakan masa bermasalah.
Setiap
periode dalam perkembangan
mempunyai masalah, namun masalah yang terjadi pada remaja
berbeda dari masalah yang terjadi pada periode-periode yang
lain, baik dalam
hal kuantitas, kualitas,
maupun kompleksitasnya. Masalah
memerlukan pemecahan. Namun
tidak setiap remaja
mampu memecahkan masalahnya bahkan
tidak jarang terjadi
akumulasi permasalahan. Ketidak mampuan
dirinya memecahkan masalah
yang dihadapi dapat menyebabkan
terjadinya gangguan tingkah
laku seperti depresi, stress,
anoreksia, bulimia, dan
juga ketergantungan pada minuman keras dan obat-obat terlarang.
b.
Perkembangan Berbagai Aspek pada Anak Usia Sekolah Menengah
1. Perkembangan fisik
Dengan
terjadinya perubahan yang sangat cepat pada masa pubertas, baik itu perubahan pada proporsi tubuh maupun
berkembangan ciri-ciri seks sekunder,
individu yang berada pada fase remaja secara biologis mulai menunjukkan tanda-tanda
sebagai orang dewasa. Itulah sebabnya dikatakan bahwa masa
remaja merupakan masa peralihan
dari anak menjadi
orang dewasa.
2. Perkembangan
perilaku seksual
Perilaku seksual
adalah perilaku yang
yang muncul karena
dorongan seksual. Bentuk
perilaku seksual bermacam-macam
mulai dari rasa
tertarik pada lawan jenis,
bergandengan tangan, berpelukan,
bercumbu, petting sampai berhubungan
seks. Perkembangan perilaku
seks merupakan konsekuensi logis
dari perkembangan ciri-ciri seks primer dan sekunder. Masalah akan timbul jika
para remaja tidak bisa mengendalikan dorongan seksualnya sehingga
perilaku yang terjadi
tidak sesuai dengan
norma. Pencegahan terjadinya masalah
dapat dilakukan dengan
pendidikan seks, termasuk di
dalamnya pendidikan tentang kesehatan reproduksi.
3. Perkembangan
intelektual
Karakteristik perkembangan
intelektual remaja digambarkan
oleh Keating (Syamsu Yusuf, 2004
: 195 - 196) sebagai berikut.
a.) Kemampuan intelektual
remaja telah sampai
pada fase operasi
formal sebagaimana konsep Piaget.
Berlainan dengan cara berpikir anak-anak yang tekanannya kepada kesadaran
sendiri di sini dan sekarang (here and now),
cara berpikir remaja
berkaiatan erat dengan
dunia kemungkinan (world of
possibilities).
b.) Melalui kemampuannya
untuk menguji hipotesis,
muncul kemampuan nalar secara
ilmiah.
c.)
Mampu memikirkan masa depan dan membuat perencanaan dan mengeksplorasi berbagai
kemungkinan untuk mencapainya.
d.)
Mampu menyadari aktivitas kognitifnya dan mekanisme yang membuat proses
kognitif tersebut efisien atau tidak efisien.
e.) Cakrawala berpikirnya semakin luas.
4.
Perkembangan emosi
Perkembangan emosi
individu dipengaruhi oleh
kematangan dan proses belajar. Melalui kematangan berbagai
jenis perasaan atau emosi yang semula bersifat
potensial menjadi aktual.
Dan melalui proses
belajar, individu dapat menghayati berbagai
perasaan, bagaimana mengekspresikan, serta mengendalikan perasaan-perasaan
tersebut. Masa remaja merupakan masa dimana terjadi kematangan pada berbagai aspek,
termasuk emosionalitas. Intensifnya proses belajar yang dilakukan pada masa tersebut tentunya juga
mempengaruhi perkembangan emosi
mereka.
3.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN
Pada umumnya anak memiliki pola
pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak antara lain:
1. Faktor
Dalam
·
Ras/etnik
atau bangsa : Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak
memilki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya
·
Keluarga:
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk
atau kurus
·
Umur
: Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
·
Jenis
kelamin : fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada
laki-laki.. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki
akan lebih cepat
·
Genetik
: adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada
beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti
kerdil.
·
Kelainan
kromosom : Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan
seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.
2. Faktor
Luar
·
Gizi
: Nutrisi ibu hamil terutama dalam
trisemester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin
·
Mekanis
: Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kongenital seperti club foot
·
Toksi/zat
kimia : beberapa obat-obatan dapat menyebabkan kelainan kongenital.
·
Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat kelainan pada janin seperti deformitas
anggota gerak
·
Infeksi
: Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh virus TORCH dapat menyebabkan
kalainan pada janin, katarak, bisu tuli, retasdasi mental dam kelainan jantung.
·
Kelainan
imunologi : Adanya perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu
membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta
masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan kerusakan jaringan otak
·
Psikologi
ibu : Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakukan salah/kekerasan mental pada
ibu hamil dan lain-lain
3. Faktor Persalinan Dan Pasca Salin
Komplikasi persalinan pada bayi
seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak
·
Gizi
: untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat
·
Penyakit
kronis/kelainan kongenital : tuberkolosis, anemia, kelainan jantung bawaan
mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani
·
Lingkukan
fisis dan kimia : Lingkungan sebagai tempat anak hidup berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnnya
sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu mempunya dampak
yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
4.
Psikologis
Hubungan anak dengan orang
sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak
yang selalu merasa tertetkan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya
5.
Sosio-Ekonomi
Kemisikinan selalu berkaitan dengan
kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan
menghambat pertumbuhan anak.
6.
Lingkungan Pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan,
interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak
7.
Stimulasi
Pertumbuhan memerlukan
rangsang/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi
anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
8.
Obat-Obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama
akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon
pertumbuhan.
9. Faktor
Teman Sebaya
Makin
bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih luas untuk mengadakan
hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya, sekalipun dalam kenyataannya
perbedaan-perbedaan umur yang relatif besar tidak menjadi sebab tidak adanya
kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain.
10. Keragaman
Budaya
Bagi perkembangan
anak didik keragaman budaya sangat besar pengaruhnya bagi mental dan moral
mereka. Ini terbukti dengan sikap dan prilaku anak didik selalu dipengaruhi
oleh budaya-budaya yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Pada masa-masa
perkembangan, seorang anak didik sangat mudah dipengaruhi oleh budaya-budaya
yang berkembangan di masyarakat, baik budaya yang membawa ke arah prilaku yang
positif maupun budaya yang akan membawa ke arah prilaku yang negatif. Contohnya
budaya pakaian orang barat sudah banyak merambat di Indonesia.
11. Media
Massa
Media
massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi prilaku
masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar pengaruhnya
bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang anak dapat
mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat
merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh alat komunikasi
atau Gadget sudah berkembang pesat,
terutama pada aplikasi media sosial, yang akan memudahkan anak untuk mencari
informasi-informasi.
3.3 BAHAYA YANG TERJADI PADA SAAT MASA
ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH
Seiring dengan perkembangan yang sangat
cepat dapat berakibat pada masa remaja yang tidak dapat menyesuaikan diri
secara baik, sering menimbulkan bahaya-bahaya yang muncul pada masa anak
sekolah menengah
A. Bahaya
Psikologis
a.
Konsep diri yang kurang baik
Konsep diri yang kurang baik sering
menyebabkan anak puber menarik diri dalam kegiatan kelompok, menjadi agresif
dan bersikap bertahan, balas dendam atas perlakuan yang dianggapnya kurang
adil, serta menjadi rendah diri.
b.
Rendahnya prestasi
Pertumbuhan fisik yang cepat sering
menyababkan tenaga menjadi lemah. Kondisi ini mengakibatkan anak puber ingin
bekerja sesegera mungkin dan cepat jenuh pada setiap aktivitas yang dikerjakan
sendiri. Sehingga tidak bertanggung jawab,
dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih memilih bersenang – senang
dalam mendapat dukungan sosial.
c. Perilaku menyimpang saat proses kematangan
seksual
THOMAS berpendapat, " Anak ini tidak saja berbeda dari
teman-temannya sehingga mudah diasingkan, tetapi dia juga mengalami kesulitan
dalam kegiatan akademik, sosial, dan fisik yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
dan kemampuannya yang unik. Pengalaman ini hanya akan semakin memperbesar
perasaan berbeda.”
B.
Bahaya Fisik
Bahaya
fisik, yaitu bahaya yang meliputi kematian, bunuh diri atau percobaan bunuh
diri, cacat fisik, kecanggungan, dan kekakuan, karena kurang atau lebihnya
hormon.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Dari makalah yang kami tulis dapat disimpulkan bahwa
perkembangan anak usia sekolah dan sekolah menengah (SMP/SMA) mempunyai
perbedaan karakteristik anak, dan factor-faktor yang mempengaruhi
perkembangannya. Anak usia SD masih memasuki tahap
perkembangan yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan
sehingga anak cenderung aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak,
berlari, bermain dan tidak
pernah diam ditempat.
tetapi untuk kelas akhir merupakan pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam
sampai terjadi perubahan pubertas. Dan
pada saat menginjak usia Sekolah Menengah atau tengah terjadi perubahan
pubertas anak kembali terjadi perkembangan yang cepat terutama perubahan proporsi
tubuh maupun berkembangan ciri-ciri seks sekunder.
4.2
SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah
ini, kami dan semua pembaca dapat memahami tentang karakteristik yang terdapat
pada anak usia SD, SMA dan SMA, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhannya, serta bahaya yang terjadi pada perkembangan anak remaja. dan
saya berharap pembaca dapat menyerap, mengambil nilai positif dan dapat
mengamalkan atau menerapkan dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam
makalah ini
DAFTAR
PUSTAKA
Hartinah,
Sitti. 2010. Pengembangan Peserta Didik.
Bandung: PT Refika Aditama
Kuntjojo.
2010. Perkembangan Peserta Didik.
Kediri: Universitas Nusantara PGRI Kediri
Supriadi,
Oding. 2010. Perkembangan Peserta Didik.
Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta
Komentar
Posting Komentar