LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM “PENGGUNAAN MIKROSKOP SERTA PENGAMATAN BENTUK DAN STRUKTUR SEL”
BIOLOGI
UMUM
“PENGGUNAAN
MIKROSKOP SERTA PENGAMATAN BENTUK DAN STRUKTUR SEL”
Oleh
Nama : Deni Irawan
NIM : 150210102021
Program Studi : Pendidikan Fisika
Kelompok : 7
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2016
I.
JUDUL
Penggunaan Mikroskop serta Pengamatan
Bentuk dan Struktur Sel
II.
TUJUAN
1.
Memperkenalkan komponen-komponen
mikroskop dan cara penggunaannya.
2.
Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan
yang akan diamati di bawah mikroskop.
3.
Mengamati bentuk dan struktur sel hewan
dan sel tumbuhan.
III.
DASAR
TEORI
3.1 Mikroskop
Perkembangan
instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalan seiring kemajuan
sains. Penemuan dan penelitian awal tentang sel menjadi maju berkat penciptaan
mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut selama 1600-an.
Mikroskop masih menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penelitian sel
(Campbell & Reece, 2010:103).
Mikroskop
yang pertama kali digunakan oleh para saintis Renaisans, dan juga merupakan
mikroskop yang Anda gunakan di laboratorium, adalah mikroskop cahaya (light microspe, LM). Cahaya tampak
dilewatkanmelalui spesimen dan kemudian menembus lensa kaca (Champbell et al., 2002:113).
Mikroskop
adalah alat untuk membantu mengamati objek yang sangat kecil karena kemampuan
pembesar yang kuat. Mikroskop dapat digunakan dalam ilmu pengetahuan dan
pendidikan, evaluasi sifat benda, domain medis, kontrol kualitas, penyelidikan
film tipis, dan analisis biomedis (Hartati et
al., 2011).
Mikroskop
alat yang sering digunakan peneliti untuk melihat benda yang berukuran kecil
atau struktur dari material (Respati, 2008).
Komponen-komponen
mikroskop terdiri atas lensa okuler, lensa objektif, spesimen, stage, lensa
kondenser (pengumpul cahaya), illuminator, sekrup pengatur fokus, dan sumber
cahaya (Starr et al., 2012:63).
Macam-macam
mikroskop antaralain:
a. Mikroskop
cahaya
Mikroskop
phase-contrast meneruskan cahaya melalui
spesimen tetapi kebanyakan sel hampir transparan. Detail bagian internal sel
mugkin tidak tampak kecuali sebelumnya diberi pewarnaan yang diserap oleh
beberapa bagial tertentu sel. Bagian yang mengabsorpsi palig banyak pewarna
akan tampak gelap. Hasil proses ini meningkat kontral (perbedaan antara terang dan
gelap) dan memungkinka kita untuk melihat rentang detail yang lebih luas (Starr
et al., 2012:63).
Mikroskop
cahaya dapat memperbesar secara efektif hingga kira-kira 1000 kali ukuran
spesimen sebenarnya; pembesaran yang lebih akan meningkatkan kekaburan.
Sebagian besar penyempurnaan mikroskopi cahaya (teknik-teknik dalam menggunakan
mikroskop cahaya) sejak permulaan abad kedua puluh telah melibatkan
metode-metode baru untuk meningkatkan kontras yang membuat rincian yang dapat
diuraikan diterima mata dengan jelas (Champbell et al., 2002:113).
b. Mikroskop
Elektron
Biologi
sel telah mengalami kemajuan pesat pada tahun 1950-an dengan pengenalan
mikroskop elektron. Sebagai pengganti cahaya-tampak, mikroskop elektron (electron microscope, EM) memfokuskan
berkas elektron melalui spesimen. Daya urai dihubungkan dengan terbalik dengan
panjang gelombang radiasi yang digunakan mikroskop, dan berkas berkas elektron
mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek dari panjang gelombang
cahaya-tampak. Mikroskop elektron modern secra teoretis dapat mencapai resolusi
(penguraian) kira-kira 0,1 nanometer (nm), tetapi dalam prakteknya batas untuk
struktur biologis umumnya hanya kira-kira 2 nm−masih merupakan peningkatan
ratusan kali lipat dari mikroskop cahaya. Para ahli biologi menggunakan istilah
ultrastruktur sel untuk mengacu pada anatomi sel yang
diuraikan oleh mikroskop elektron (Champbell et al., 2002:113).
Pada
mikroskop transmisi elektron, elektron membentuk gambar setelah melalui
spesimen tipis. Detail internal spesimen terlihat pada gambar sebagai bayangan.
Mikroskop scanning electron mengarahkan
tembakan elektron ke permukaan spesimen, yang telah diberi lapisan tipis emas
atau logam lainnya. Logam memancarkan elektron dan sinar X (Starr et al., 2012:63).
Terdapat
dua jenis dasar mikriskop elektron yaitu,
a. Mikroskop
Scanner Electron (SEM)
Cara
kerja dari mikroskop scanning electron adalah sinar dari lampu dipancarkan pada
lensa kondensor, sebelum masuk pada lensa kondensor ada pengatur dari pancaran
sinar elektron yang ditembakkan. Sinar yang melewati lensa kondensor diteruskan
lensa objektif yang dapat diatur maju mundurnya. Sinar yang melewati lensa
objektif diteruskan pada spesimen yang diatur miring pada pencekamnya, spesimen
ini disinari oleh deteksi x-ray yang menghasikan sebuah gambar yang diteruskan
pada layar monitor (Respati, 2008).
b. Mikroskop
Transmission Elektron (TEM)
TEM
mengarahkan berkas elektron melalui irisan spesimen yang sangat tipis mirip
dengan mikroskop cahaya meneruskan cahaya malalui objek (slide) (Campbell & Reece, 2010:105).
Elektron
ditembakkan dari electron gun yang kemudian melewati oleh dua lensa kondenser
yang berguna menguatkan dari elektron yang ditembakkan. Setelah melewati dua
lensa kondenser elektron diterima oleh spesimen yang tipis dan berinteraksi,
karena spesimen tipis maka elektron yang berinteraksi dengan spesimen
diteruskan pada tiga lensa yaitu lensa objektif, lensa intermediate dan lensa
proyektor (Respati, 2008).
3.2 Struktur dan Bentuk Sel
Sel
ialah unit struktural dan fungsional organisme. Satu sel merupakan unit
kehidupan terkecil sebagai bagian organisme multisel. Semua sel hidup berasal
dari pembelahan sel lain yang sebelumnya hidup. Sel mengandung materi yang
diwariskan ke keturunannya selama pembelahan (Starr et al. 2012:61).
Sel
adalah unit kehidupan terkecil, yang berarti sel ini menjalani metabolisme,
homeostasis, pertumbuhan, dan reproduksi. Bagian dalam sel eukariota terbagi
menjadi berbagai kompartemen fungsional termasuk nukleus. Sel prokariotik
biasanya lebih kecil dan lebih sederhana, tidak memiliki nukleus
(Starr et al. 2012:62).
Sel – sel eukariotik terdapat pada semua hewan dan tumbuhan,
tetapi ada sejumlah perbedaan penting antara sel–sel dari organisme–organisme
dalam kedua kingdom tersebut. Sel–sel tumbuhan hamper selalu mengandung dinding
sel ekstraselular, yang terbuat dari selulosa. Sel–sel hewan umumnya tidak
memiliki dinding sel. Dinding sel ditemukan pula pada fungi dan bakteri, tetapi
bukan terbuat dari selulosa. Vakuola merupakan ciri yang cukup menonjol pada
sel–sel tumbuhan, tetapi jauh lebih tidak penting atau bahkan tidaka ada sama
sekali pada sel–sel hewan. Sentriol biasanya ditemukan pada tumbuhan, sedangkan
sel–sel hewan selalu memiliki sepasang sentriol yang terletak di luar nukleus
(Fried & Hademenos, 2006:41).
IV.
METODE
PRAKTIKUM
4.1 Alat dan bahan
4.1.1
Alat
a. Mikroskop
b. Gelas
obyek dan gelas penutup
c. Pipet
tetes
d. Skalpel
e. Silet
tajam
4.1.2
Bahan
a.
Potongan kertas yang bertuliskan huruf
“d” atau “b”
b.
Air
c.
Epitel rongga mulut
d.
Bawang merah
e.
Methilen Blue
f.
Alkohol 70%
4.2 Skema kerja
4.2.1
Pengamatan
potongan huruf “d” atau “b”
Meletakkan
potongan huruf “d” dan “b” pada gelas obyek dan menutupnya menggunakan
gelas penutup. Mengamati preparat menggunakan perbesaran lensa obyektif
lemah.
|
Membandingkan
letak bayangan dengan letak obyek yang diamati dan menggambar bayangan
tersebut
|
Menggeser
preparat ke kiri dan ke kanan dengan posisi tetap memandang ke dalam
okuler.
|
Menggambar
dan menuliskan hasil pengamatan
|
4.2.2
Pengamatan
Bentuk dan Struktur Sel
a.
Pengamatan epitel rongga
mulut (sel hewan)
Membersihkan
skalpel dengan alkohol
|
Mengkorek
bagian rongga mulut dengan skalpel
|
Meletakkan
hasil korekan pada kaca benda
|
Menetesi
dengan methilen blue sedikit
|
Menutup
dengan kaca penutup
|
Mengamati
di bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat
|
Menggambar
dan memberi keterangan bagian yang diamati
|
b. Pengamatan
sel bawang merah (sel tumbuhan)
Mengambil
selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah menggunakan silet tajam
|
Meletakkan
hasil irisan pada kaca benda
|
Menetesi
dengan sedikit air
|
Menutup
dengan kaca penutup
|
Mengamati
di bawah mikroskop
|
Menggambar
dan memberi keterangan bagian yang teramati
|
V.
HASIL
PRAKTIKUM
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
|||
1.
|
Potongan huruf “d” dan “b”
|
· saat
digeser kekanan bayangan bergeser kekiri baegitu sebaliknya.
· Saat
digeser ke atas bayangan bergeser kebawar begitu juga sebaliknya.
Pembesaran
4x10=40 kali
|
|||
2.
|
|
1.
inti sel
2.
sitoplasma
3.
membran plasma
Pembesaran:
10x10=100kali
|
|||
3.
|
Sel
Bawang Merah
|
1.
inti sel
2.
sitoplasma
3.
dinding sel
Pembesaran:
10x10=100kali
|
VI.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum ini kami mengamati sel dengan memnggunakan mikroskop. Sejarah
ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap mikrobiologi. Yang
memasuki masakeemasan saat berhasil mengamati jasad renik. Pada tahun 1664
Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang
pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop
amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van Leeuwenhoek (1632-1723),
menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop
tersebut dia dapat melihat organisme sekecil mikroorganisme.
Kata mikroskop bersal dari bahasa Yunani yaitu micron yang
artinya kecil dan scropos yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat
dikatakan bahwa mikroskop adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil
untuk dilihat dengan mata telanjang karena kemampuan
pembesar yang kuat. Mikroskop dapat digunakan dalam ilmu pengetahuan dan
pendidikan, evaluasi sifat benda, domain medis, kontrol kualitas, penyelidikan
film tipis, dan analisis.
Mikroskop
yang pertama kali digunakan oleh para saintis Renaisans, dan juga merupakan
mikroskop yang digunakan di laboratorium, adalah mikroskop cahaya.
Alat
utama dalam mikroskop yang digunakan untuk mengamati
adalah lensa objektif dan lensa okuler. Dalam mikroskop baik lensa objektif
maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung.
Adapun komponen-komponen mikroskop
dan cara penggunaanya adalah sebagai berikut:
· Lensa
Okuler : Untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif
· Tabung
Mikroskop : Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan
· Tombol
Pengatur fokus kasar : Untuk mencari fokus bayangan obyek secara cepat sehingga
tabung mikroskop turun atau naik secara cepat.
· Tombol
pengatur fokus halus : Untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, sehingga
tabung mikroskop turun atau naik secara lambat
· Revolver
: Untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan
· Lensa
objektif : Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang
diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.
· Lengan
mikroskop : Untuk pegangan saat membawa mikroskop
· Meja
Preparat : Untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati
· Penjepit
objek glass : Untuk menjepit preparat diatas meja preparat agar preparat tidak
bergeser.
· Kondensor
: Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk
dalam mikroskop
· Diafragma : Berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil
sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop.
· Reflektor/cermin
: Untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya kedalam mikroskop. Ada 2 jenis
cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalnya sinar lampu,
digunakan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misal sinar matahari
yang menembus ruangan, gunakan cermin datar.
· Kaki
Mikroskop : Untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan tangan mantap di
atas meja.
· Kaca
penutup: berupa kaca tipis tembus cahaya yang
berbentuk persegi, ditutupkan pada objek diatas objek glass.
· Makrometer: berfungsi untuk menarik turunkan
tabung mikroskop secara cepat.
· Micrometer: pengatur ini berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil
daipada makrometer.
Sedangkan menurut Cromer (1996) Bagian dan
fungsi dari mikroskop sebagai berikut:
Tabung Mikroskop Untuk
mengatur keadaan fokus terhadap suatu objek, tabung ini dapat di naikkan dan di
turunkan sesuai keadaan fokus yang di inginkan.
Tombol Pengatur Fokus
Kasar Tombol ini digunakan untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat
sehingga tabung Mikroskop turun atau naik dengan cepat.
Tombol Pengatur Fokus
Halus Tombol ini digunakan untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, atau
untuk mendapatkan fokus yang baik sehingga tabung Mikroskop turun atau naik
dengan lambat.
Revolvever digunakan
untuk memilih lensa obyektif yang akan di gunakan sesuai kebutuhan objek yang
akan di amati.
Lensa Objektif Lensa
objektif di gunakan untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda
yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.
Lengan Mikroskop Lengan
Mikroskop di gunakan untuk pegangan saat membawa Mikroskop atau memindahkanya
dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
Meja Preparat Meja
preparat di gunakan untuk meletakkan objek atau benda yang akan kita amati saat
kita melakukan praktikum.
Penjepit Objek Glass
Penjepit objek glass di gunakan untuk menjepit preparat di atas meja preparat
agar preparat tidak bergeser sehinga objek dapat teramati dengan baik.
Kondensor Merupakan
lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam Mikroskop.
Diafragma Berupa lubang
- lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek.
Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk Mikroskop.
Reflektor/Cermin Untuk
memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam Mikroskop. Ada 2 jenis cermin,
yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, di
gunakan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari
yang menembus ruangan, gunakan cermin datar.
Kaki Mikroskop Kaki
Mikroskop digunakan Untuk menjaga Mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di
atas meja.
Jika dilihat menggunakan mikroskop sebuah benda kecil dapat tampak
menjadi puluhan bahkan ratusan kali lipat dari ukuran semula. Setiap mikroskop
mempunyai perbesaran yang berbeda-beda tergantung lensa yang digunakan.
Perbesaran mikroskop merupakan perbandingan sudut pandang ketika melihat beda
menggunakan mikroskop dengan sudut pandang ketika melihat benda tanpa
menggunakan mikroskop.
Sebagaimana yang telah
disebutkan di atas, mikroskop terdiri atas lensa objektif dan lensa okuler.
Maka dapat dikatakan bahwa perbesaran mikroskop merupakan perkalian antara perbesaran oleh lensa objectif dengan
perbesaran oleh lensa okuler.
M
= mob
mok
Keterangan :
M= perbesaran mikroskop
mob= perbesaran lensa objektif
mok= perbesaran lensa okuler
Perbesaran pada mikroskop
tergantung pada daya akomodasi mata. Artinya, ketika kita melihat benda dengan
mata berakomodasi akan berbeda dengan tanpa berakomodasi (akmodasi minimum).
Jadi besaran mikroskop terdiri dari perbesaran untuk mata berakomodasi maksimum
dan perbesaran untuk mata tidak berakomodasi (akomodasi minimum).
Proses
Pembentukan Bayangan: Benda OA diletakkan di ruang II (antara fob
dan Rob) didepan lensa objektif sejauh Sob, dengan
menggunakan prinsip pembiasan pada lensa cembung (sinar istimewa), maka akan
dihasilkan bayangan OB dibelakang lensa objektif, terbalik, diperbesar, nyata
dan berjarak Sob’ dari lensa objektif. Bayangan OB ini dianggap
sebagai benda bagi lensa okuler, dan terletak di ruang I lensa okuler (antara fok
dengan lensa) dan berjarak Sok. Oleh lensa okuler, bayangan ini akan
dibiaskan didepan lensa okuler, tegak, diperbesar dan semu dan berjarak Sok’.
Maka bayangan yang dihasilkan oleh mikroskop secara keseluruhan adalah OC.
Sehingga sifat OC terhadap OA adalah terbalik, diperbesar dan semu. Jadi pada
mikroskop terjadi dua kali pembesaran.
Sel-sel dalam tubuh makhluk hidup memiliki beberapa
perbedaan. Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan. Seperti sel hewan, sel tumbuhan
dikelilingi oleh membran plasma dan mengandung nukleus, ribosom, RE, badan
golgi, mitokondria, peroksisom, mikrofilamen, dan mikrotubula. Di sini adalah
letak perbedaan anatar sel hewan dan sel tumbuhan
a. Sel
Hewan
Sel hewan dan sel tumbuhan
memiliki bagian-bagian sel. Selain memiliki persamaan, sel hewan dan sel
tumbuhan memiliki perbedaan-perbedaan, di antaranya adalah pada sel hewan
terdapat sentriol, sedangkan pada sel tumbuhan tidak terdapat organel tersebut.
Tetapi, sel tumbuhan memiliki vakuola, kloroplas, dan dinding sel yang tidak
dimiliki sel hewan. Ciri khas sel hewan adalah memiliki sentriol. Sel hewan
mengandung dua sentriol yang terdapat dalam sitoplasma di dekat permukaan
sebelah luar nukleusnya. Setiap sentriol terdiri atas sebaris silinder sebanyak
sembilan mikrotubul, setiap mikrotubul memiliki dua bagian yang terikat
padanya. Sebelum sel membagi diri, sentriolnya melakukan duplikasi dan satu
pasang berpindah ke sisi berlawanan pada nukleus, kemudian gelondong pembelahan
terbentuk di antaranya. Pada beberapa sel, sentriol berduplikasi membentuk
benda basal silia dan flagelata.
b. Sel
Tumbuhan
Sel tumbuhan memiliki struktur
yang tidak dimiliki oleh sel hewan, di antaranya adalah adanya vakuola,
kloroplas, dan dinding sel.
1. Vakuola
1. Vakuola
Vakuola adalah organel sitoplasma yang berisi cairan, dibatasi
oleh membran yang identik dengan membran plasma. Vakuola sering terbentuk
karena pelipatan membran sel ke arah dalam. Bahan atau buangan dapat ditemukan
di dalam vakuola.
2. Kloroplas
Kloroplas
hanya terdapat pada sel-sel tumbuhan dan ganggang tertentu. Pada sel tumbuhan,
kloroplas biasanya dijumpai dalam bentuk cakram dengan diameter 5 - 8 µm dan
tebal 2 - 4 µm. Kloroplas dibatasi oleh membran ganda yang di dalamnya terdapat
sistem luar membran interval yang terbenam dalam matriks fluida yang disebut
stroma. Membran dalam, kaya akan fosfolipid dan protein. Selain itu, kloroplas
juga mengandung pigmen yang paling utama di antaranya adalah klorofil. Klorofil
terdapat dalam struktur seperti tumpukan piring yang disebut granum (jamak:
grana). Warna hijau klorofil yang tergabung dalam membran, memberi warna hijau
pada kloroplas dan sel serta jaringan tumbuhan yang terkena cahaya.
3. Dinding Sel
Sebagian besar ganggang dan
semua tumbuhan, di luar membran sel terdapat pembungkus luar yang terdiri atas
selulosa polisakarida dan yang membentuk dinding sel yang kaku.
Percobaan pertama yaitu
menggunakan potongan kertas yang bertuliskan huruf “d” dan “b”. Pada percobaan
yang dilakukan potongan kertas yang bertuliskan “d” akan berubah menjadi “p”,
sedangkan potongan kertas yang bertuliskan huruf “b” terlihat menjadi huruf
“q”. Ini artinya sifat bayangan yang dihasilkan yaitu terbalik
dan maya. Hal ini disebabkan oleh adanya lensa okuler dan lensa objektif pada mikroskop
menggunakan lensa cembung yang memiliki sifat :
a. Lensa objektif: sifat bayangan
nyata, terbalik, dan diperbesar.
b. Lensa okuler: sifat bayangan
terhadap benda okuler adalah maya, terbalik diperbesar.
Selain itu
pergeseran benda juga menghasilkan bayangan yang terbalik. Pada saat benda
digeser kekanan bayangan bergeser ke kiri begitu sebaliknya, serta pada saat
benda digeser ke atas bayangan bergeser ke bawah begitu juga sebaliknya. Pada
pengamata di atas menggunakan perbesaran yang sama yaitu 4 x 10 =
40kali.
Pengamatan
selanjutnya yaitu pengamatan pada bentuk dan struktur sel hewan dan sel
tumbuhan. Pada pengamatan bentuk dan struktur sel hewan, praktikum kali ini
menggunakan epitel rongga mulut untuk diamati. Bentuk dari sel ini adalah
pipih. Sel epithelium rongga mulut merupakan sel epithelium pipih dan berlapis
banyak. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, terdapat 3 komponen utama
penyusun sel epithelium yang tampak jelas pada pembesaran 10x10=100x yaitu membran sel sebagai
pelindung sel dan sitoplasma, serta sebagai alat transportasi sel. Sitoplasma
(cairan sel) yang berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi–reaksi kimia atau
metabolisme sel. Inti sel yang digunakan sebagai pengontrol aktivitas sel. Pada
sel epithelium rongga mulut tidak terdapat dinding sel karena sel ini termasuk
dalam sel hewan. Sehingga bentuk sel ini tidak beraturan.
Pada
pengamatan bentuk dan struktur sel tumbuhan, kami menggunakan epidermis bawang
merah. Dalam pengamatan sel bawang merah, dengan pembesaran 10x10=100x. Pada
hasil pengamatan yang dilakukan, terdapat 3 komponen yang dapat dilihat.
Komponen-komponen yang terlihat yaitu, dinding sel, dinding sel ini berfunsi
sebagai pelindung dan penunjang sel, serta dinding sel merupakan struktur yang
tidak dimiliki oleh sel hewan, hal ini yang menyebabkan sel tumbuhan terlihat
kokoh. Komponen lain yaitu Sitoplasma dan inti sel seperti yang terlihat pada
sel hewan di atas. Pada sel bawang merah terlihat butir-butir warna ungu karena
disebabkan oleh kromoplas. Kromoplas yaitu plastida yang
bertugas menyintesis dan menyimpan pigmen merah, jingga, atau kuning.
VII.PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. Mikroskop
alat yang sering digunakan peneliti untuk melihat benda yang berukuran kecil
atau struktur dan material. Komponen-komponen mikroskop terdiri atas lensa
okuler, lensa objektif, spesimen, stage, lensa kondenser (pengumpul cahaya),
illuminator, sekrup pengatur fokus, dan sumber cahaya.
2. Sebelum
melakukan praktikum terlebih dulu menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di
bawah mikroskop. Bahan akan teramati dengan sempurna harus benar-benar tipis
dan rata di permukaan lensa objek (preparat) dan ditutup rapat, agar dapat
ditembus oleh cahaya dan menghasilkan bentukan bayangan secara maksimal pada
lensa okuler.
3. Sel hewan dan sel tumbuhan
memiliki bagian-bagian sel yang sama. Selain itu sel hewan dan sel tumbuhan
memiliki perbedaan-perbedaan, di antaranya adalah pada sel hewan terdapat
sentriol, sedangkan pada sel tumbuhan tidak terdapat organel tersebut. Tetapi,
sel tumbuhan memiliki vakuola, kloroplas, dan dinding sel yang tidak dimiliki
sel hewan.
7.2 Saran
Sebelum praktikum
seharusnya praktikan mempelajari dahulu
yang akan dipraktekkan agar saat praktikum tidak terjadi kesalahan. Sebaiknya, pada saat
praktikum praktikan secara bergantian masuk keruangan
pengamatan agar lebih fokus dalam
mengamati objek.
DAFTAR PUSTAKA
Chambell,
N. A., Reece, J. B., dan Mitchell, L. G. 2002. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Chambell,
N. A,. & Reece, J. B. 2010. Biologi
Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Cromer,
Alan H. 1994. Fisika Untuk Ilmu-Ilmu
Hayati. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Fried, G. H., & Hademenos, G. J. 2005. Schaum’s Outlines Biologi Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga.
Hartati,
S., Harjoko., dan Supardi, T. W. 2010. The Digital Microscope and Its Image
Processing Utility. Telkomnika. Volume
9. Nomor 3. Halaman 565-574.
Respati,
S. M. B. 2008. Macam-Macam Mikroskop dan Cara Penggunaan. Momentum. Volume 4. Nomor 2. Halaman 42-44.
Starr,
C., Taggart, R., Evers C., dan Starr, L. 2012. Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup. Jakarta: Penerbit
Salemba Teknika.
LAMPIRAN
Cover
Buku
Abstrak
The
Digital Microscope and Its Image Processing Utility
ABSTRAK
Banyak institusi, termasuk
sekolah-sekolah, memilikisejumlah mikroskop analog atau mikroskop biasa. Mikroskop
ini digunakan untuk
mengamati obyek-obyek kecil.
Sayangnya, pengamatan obyek menggunakan mikroskop
biasa memerlukan ketelitian
dan ketajaman penglihatan
yang tinggi dari penggunanya. Makalah
ini membahas pengembangan
mikroskop digital resolusi
tinggi dari mikroskop analog, termasuk
perangkat lunak pemroses
citra digitalnya. Perangkat
lunak yang dikembangkan memungkinkan pemakai mokroskop
digital merekam, menyimpan dan memproses citra digital dari obyek yang sedang
diamati. Mikroskop digital
ini dibuat dengan
material yang mudah
didapat di Indonesia. Perangkat lunak pengolah citra
digital yang dikembangkan mampu menangkap citra, menyimpan citra, mengubah
kecerahan citra, memperbaiki kontras citra, mengekualisasi- histogramkan citra,
merubah skala (scaling)citra dan memotong
(cropping)citra. Mikroskop digital yang diusulkan mempunyai kemampuan memperbesar obyek
sampai dengan 1600x
dengan resolusi citra
yang dapat divariasi
dari 320x240 sampai 2592x1944
piksel. Mikroskop yang dibuat diuji dengan dengan berbagai preparat obyek
dengan berbagai pembesaran, dan pemrosesan citra digital dilakukan pada citra obyek
tersebut. Hasil pengujianmenunjukkan bahwa mikroskop digital dengan sistem
pengolah citranya mampu dipakai untuk mengamati preparat dan melakukan operasi
citra preparat sesuai dengan keperluan pengguna. Mikroskop digital ini telah
dapat menggantikan pengamatan langsung secaramanual yang memerlukan ketajaman
mata yang tinggi yang dilakukan pada mikroskop biasa. Kata kunci: kecerahan citra, kontras citra, mikroskop
digital,pengolahan citra
MACAM-MACAM
MIKROSKOP DAN CARA PENGGUNAAN
ABSTRAK
Mikroskop
alat yang sering digunakan peneliti untuk melihat benda yang berukuran kecil
atau struktur dari material. Model mikroskop yang bermacam-macam menjadikan
cara penggunaan yang berbeda sehingga perlu adanya ulasan tentang alat ini. Tulisan
ini menyajikan cara kerja mikroskop optik, Scanning Electron Microscopy (SEM),
dan Transmition Electron Microskopy (TEM) serta cara membuat spesimen yang
digunakan untuk TEM.
Kata kunci: Mikroskop, SEM, TEM
Jika ingin minta FILE laporan Biologi Umum bisa komen atau email
BalasHapusBoleh tidak pak saya meminta file laporan biologi umumnya?
Hapussilahkan email kak :)
HapusJika ingin minta FILE laporan Biologi Umum bisa komen atau email
BalasHapus