PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI DINAMIKA PARTIKEL UNTUK SISWA SMP
PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM
PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI DINAMIKA PARTIKEL UNTUK SISWA SMP
Deni Irawan
Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Abstrak: Artikel ini dilatarbelakangi oleh
rendahnya hasil belajar siswa SMP dalam memahami materi dinamika partikel untuk
menentukan contoh dari kasus-kasus yang ada di materi dinamika partikel.
Sehingga terlihat bahwa kemampuan siswa dalam memahami
materi dinamika partikel masih minim. Hal ini disebabkan oleh guru kurang
melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut dilakukanlah upaya dengan menerapkan suatu model pembelajaran yaitu
discovery learning dimana siswa diberikan kesempatan untuk menemukan konsep
sendiri dan melakukan penemuan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru
berperan memberikan bimbingan. Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa
terjadi peningkatan hasil
belajar siswa dinilai dari aspek pengetahuan setiap siklus yaitu, 67,04 untuk
siklus I menjadi 73,93 untuk siklus II dan 79,13 untuk siklus III. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada materi gerak lurus serta hukum
newton dan penerapannya.
Kata-kata
kunci: Dinamika
partikel,
Discovery
learning, Hukum newton.
PENDAHULUAN
Sebagian siswa beranggapan
bahwa pelajaran fisika itu sangat sulit. Hal ini di karenakan fisika tidak
cukup dengan hanya memahami rumus-rumusnya tapi juga harus memahami konsep yang
dikandungnya. Masalah yang terjadi di lapangan adalah pelajaran fisika hanya
diajarkan dengan memberikan rumus-rumus matematika, sehingga terjadi
kecenderungan untuk menghafal rumus-rumus dan menggunakannya dalam
menyelesaikan soal-soal tanpa memahami konsep yang relevan.
Pemecahan masalah atau soal merupakan aspek penerapan konsep-konsep fisika
yang diperoleh melalui proses belajar. Kebutuhan pemecahan masalah muncul
ketika seseorang ingin mencapai tujuan yang diinginkan. Soal fisika pada
umumnya merupakan tugas yang meminta seseorang melakukan serentetan tindakan
yang membawanya dari kondisi awal menuju ke kondisi akhir yang diinginkan.
Langkah-langkah tindakan yang teridentifikasi dengan baik akan menghasilkan
solusi atau penyelesaian soal.
Mengetahui pemahaman konsep oleh
mahasiswa pada suatu materi, ini berarti kita mengetahui sejauh mana tingkat
pengetahuan atau struktur kognitif mahasiswa pada suatu konsep yang telah diajarkan
sebelumnya dan pengetahuan mereka bedasarkan pengalaman mereka. Pengamatan yang
tidak lengkap dan teliti dapat menyebabkan kesimpulan yang salah dan
miskonsepsi.
Pembelajaran IPA menekankan pada
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu memahami
alam sekitar melalui proses “mencaritahu” dan “berbuat”, sehingga akan membantu
siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Hakikatnya belajar IPA
bukan hanya sekedar menghafal konsep tetapi siswa berusaha untuk menemukan
konsep, sehingga dalam pembelajarannya guru tidak hanya mentransfer
pengetahuannya secara informatif saja tetapi mengajak siswa agar terlibat
secara langsung (Trianto, 2010:152 dalam Wahjudi, 2015:32).
Fisika ditempatkan sebagai
salah satu mata cabang sains yang mempelajari fenomena dan gejala alam yang
sering terjadi dalam kehidupan sehari hari, salah satunya yaitu dalam materi
dinamika partikel.
Hosnan (2014:82) dalam Wahjudi (2015:32) mengemukakan bahwa “discovery adalah suatu model untuk mengembangkan
cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil
yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan.”
Dinamika partikel itu sendiri merupakan
salah satu materi yang mempersyaratkan peserta didik memiliki kemampuan
memahami diagram bebas gaya dan Hukum Newton sebelum mencapai kompetensi dasar
yang hendak dicapai. Hal ini dikarenakan setelah pembelajaran dilakukan,
peserta didik diharapkan mampu menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar
dinamika untuk permasalahan gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar
beraturan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi di sekolah
Metro Jaya selama pembelajaran IPA diperoleh informasi bahwa guru belum optimal
dalam penggunaan variasi model pembelajaran yang melatih siswa belajar secara
mandiri untuk menemukan suatu konsep ataupun prinsip. Ketika pembelajaran, guru
menjelaskan hanya sebatas materi dan sedikit proses karena cara pengajaran yang
dilakukan masih terpaku pada buku pelajaran. Ketersediaan media, alat peraga
sudah cukup lengkap, tetapi frekuensi penggunaanya belum optimal.
Berdasarkan uraian di atas
maka dilakukan tindakan penerapan model pembelajaran discovery learning
dengan tujuan meningkatkan hasil belajar.
PEMBAHASAN
Dinamika partikel merupakan cabang
mekanika yang mempelajari tentang gerak suatu partikel dengan meninjau penyebab
geraknya. Dalam jenjang SMP dinamika pertikel lebih mendalami
konsep yaitu pada materi gaya dan hukum newton. Hukum fisika tentang gaya
dinyatakan oleh hukum I, II, III Newton yang di kemukaan oleh Issac Newton
(1642-1727). Adapun hukum-hukum tersebut antara lain:
a.
Hukum
I Newton, menyatakan bahwa “bila suatu benda dalam keadaan diam atau bergerak
dengan kecepatan yang konstan akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan
konstan kecuali ada gaya eksternal yang mempengaruhi pada benda tersebut”.
Sehingga dapat dituliskan dengan .
b.
Hukum
II Newton, menyatakan bahwa “jika suatu benda
mendapat suatu gaya maka gaya tersebut sebanding dengan laju perubahan momentum liniernya”. Sehingga dapat
dituliskan dengan .
c.
Hukum
III Newton, menyatakan bahwa “sistem terisolasi
yang melibatkan 2 benda maka gaya aksi (Faksi)
oleh benda 1 sama besar dan berlawanan arah dengan gaya reaksi (Freaksi) oleh benda 2”. Sehingga dapat dituliskan Faksi = Freaksi (Jati,
2008:69-72).
Contoh penerapan dinamika partikel dalam
kehidupan sehari-hari yaitu misalkan pada hukum I Newton yaitu benda – benda
angkasa yang melayang karena tidak beriteraksi dengan benda apapun disekitarya
sehigga keadaa gerak dari benda itu selalu stasioner. Contoh pada hukum II
Newton yaitu roket. Roket walaupun bergerak pada kecepatan tetap, namun massa
bahan bakarya berkurang terhadap waktu. Contoh peristiwa yang mengacu hukum III
Newton adalah seseorang yang mendorong dinding dan dinding tetap berdiri kokoh.
Pada peristiwa ini yang merupakan sistem terisolasi adalah orang dan dinding,
sedangkan pemberi gaya aksi (oleh orang) dan gaya reaksi (oleh dinding) yang
tetap kokoh berdiri. Semakin besar gaya aksi diberikan oleh orang maka akan menyebabkan semakin besar pula gaya
reaksi oleh dinding (Yanti, 2009).
Amin (2013) mengatakan bahwa “Pemahaman tentang diagram
bebas gaya dan
Hukum Newton dapat memudahkan
peserta didik dalam
melakukan analisis terhadap suatu permasalahan gerak yang
ada dalam kehidupan sehari-hari.” Namun
studi litelatur
mengungkapkan bahwa peserta
didik masih mengalami prekonsepsi
dan miskonsepsi terhadap dua hal
tersebut.
Kemampuan memahami penerapan metode discovery yang diukur dalam artikel ini
adalah kemampuan memahami (understand) yang ada pada proses kognitif.
Dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk menentukan kemampuan memahami siswa
maka hasil penelitian berupa persentase siswa yang menjawab benar pada tiap
proses kognitif.
Tabel 1 Presentase Siswa yang Menjawab Benar dalam Lima Proses
Kognitif yang
Ada pada Kemampuan
Memahami Materi Dinamika Partikel.
Proses Kognitif
|
Jumlah Soal
|
Presentase Siswa yang menjawab benar
|
Menafsirkan
|
6
|
56,2 %
|
Mencontohkan
|
6
|
31,5 %
|
Menginferensi
|
6
|
53,7 %
|
Membandingkan
|
6
|
48,6 %
|
Menjelaskan
|
6
|
65,67 %
|
Sumber:
Novitasari (2016).
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa presentase siswa yang menjawab
benar yang paling rendah dibanding lainnya adalah presetase proses kognitif
mencontohkan. Siswa belum terbiasa untuk menentukan contoh dari kasus-kasus
yang ada di materi Dinamika Partikel. Salah satu contoh soal dari proses
kognitif mencontohkan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Contoh Soal
Proses Kognitif Mencontohkan Peristiwa yang Dikaji dari Segi Hukum III Newton (Novitasari, 2016)
Novitasari (2016)
mengatakan bahwa “Jumlah siswa yang menjawab benar pada soal yang dilihat pada
Gambar 1 sebanyak 37 orang dari 101 siswa
yang dilakukan tes
kemampuan memahami. Terlihat bahwa
siswa kemampuan dalam
memahami materi Dinamika
Partikel masih minim.”
Mestinya pembelajaran di sekolah lebih diarahkan ke pembelajaran yang meningkat
pemahaman dan rasa ingin tahu siswa.
Belajar
dengan model discovery learning
mengarahkan siswa agar dapat belajar secara mandiri untuk menggunakan
keterampilan yang dimilikinya, melatih siswa berpikir kritis analitis dengan
mengintegrasikan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk membangun
pengetahuan yang baru melalui kegiatan penyelidikan yang kemudian akan
menanamkan sikap pada diri siswa. Hasil belajar yang diperoleh tidak hanya
sebatas pengetahuan saja tapi juga dapat mengembangkan keterampilan dan menanamkan
sikap secara seimbang (Ningsih et al.,
2015).
Langkah-langkah yang ditempuh guru dalam melaksanakan model discovery learning adalah sebagai
berikut: (1) indetifikasi kebutuhan siswa, (2) seleksi pendahuluan terhadap
prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi yang dipelajari, (3)
seleksi bahan, dan problem / tugas-tugas, (4) membantu memperjelas tugas /
problem yang akan dipelajari dan peranan masing siswa, (5) mempersiapkan
setting kelas dan alat-alat yang diperlukan, (6) mengecek pemahaman siswa
terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa, (7) memberi
kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan, (8) membantu siswa dengan
informasi / data, jika diperlukan siswa, (9) memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (10) merangsang terjadinya interaksi
antar siswa yang bergiat dalam proses penemuan, (11) memuji dan membesarkan
siswa yang bergiat dalam proses penemuan, (12) Membantu siswa merumuskan
prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya (Suryosubroto,
2002:29).
Hasil penelitian Megasari (2014:12) Discovery
Learning pada materi gerak lurus dengan kecepatan dan percepatan konstan
serta hukum newton dan penerapannnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada aspek pengetahuan. Peningkatan rata-rata persentase hasil. Hasil belajar
siswa dinilai dari aspek pengetahuan setiap siklus yaitu, 67,04 dengan jumlah
siswa yang berhasil 10 orang (32,26 %) untuk siklus I menjadi 73,93 dengan
siswa yang berhasil 19 orang (59,37%) untuk siklus II dan 79,13 dengan siswa
yang berhasil 27 orang (84,3%) untuk siklus III.
Grafik 1 Hasil Belajar Siswa pada Aspek Pengetahuan (Megasari,
2014)
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas yang telah dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran discovery dapat meningkatkan aktivitas
siswa, hal ini dapat dilihat dari rata-rata presentase hasil belajar fisika
pada materi gerak lurus serta hukum newton dan penerapannya.
SIMPULAN
Dari uraian hasil dan pembahasan pada
artikel ini dapat disimpulkan bahwa kelas yang telah dilaksanakan penelitian
dengan menerapkan model pembelajaran discovery
dapat dilihat dari rata-rata presentase pada siklus siklus I adalah 67,23%, siklus II 78,99%, dan siklus III
88,40%.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran discovery learning dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada materi gerak lurus
serta hukum newton dan penerapannya.
DAFTAR RUJUKAN
Amin,
W. H., et al. 2013. Analisis Koherensi Konsep Hukum Newton Pada Siswa
Kelas X SMA Negeri 5 Palu. Jurnal
Pendidikan Tadulako (JPFT), 3(2).
Jati,
Bambang M.E., dan Priyambodo, T.K. 2008. Fisika
Dasar. Yogyakarta: Andi.
Megasari,
Fitri, et al. Penerapan Model Discovery Learning alam Upaya
Meningkakan Aktivitas Dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MIA 5 SMA Negeri
Muaro Jambi. Jambi: Universitas Jambi.
Ningsih,
Nurlitasari, et al. 2015. Peningkatan
Hasil Belajar IPA Melalui Model Dicovery Learning dengan Metode Inkuiri (Jurnal
Skripsi). Bandar Lampung: Universitas
Lampung.
Novitasari.
2016. Profil Kemampuan Memahami Materi
Dinamika Partikel pada Siswa SMA Kelas X. P-ISSN 23339-0654. Bandung: UPI.
Suryosubroto,
B. 2002. Proses Belajar Mengajar di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahjudi,
Eko. 2015. Penerapan Discovery Learning Dalam
Pembelajaran IPA sebagai Upaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
IX-I di SMP Negeri 1 Kalianget. Jurnal
Lentera Sains (Lensa), 5(1). 31-39.
Yanti.
2009. Peningkatan Penguasaan Konsep
Fisika Siswa Melalui Permainan Bernuansa
Nilai.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
atau
https://drive.google.com/file/d/0B2T5jBeMvOSgYnZYMUpOX1NGZlk/view?usp=sharing
Komentar
Posting Komentar